Aplikasi Chatting Terbaru Google: Google Allo!

Sudah pernah dengar aplikasi chatting Google Allo? Ya, kalau memang anda doyan untuk chatting mungkin bisa mencoba aplikasi chatting besutan google ini. Kabarnya aplikasi Google Allo ini sudah diunduh oleh satu juta pengguna di platform goggle playstore dalam waktu satu minggu setelah dirilis. Cukup menggembirakan ya, sudah banyak yang menggunakannya. Memang tergolong cukup fantastis, ya mengingat penggunaan layanan Google sudah sangat mapan sehingga netizen bisa lebih percaya terhadapnya. Pendaftarannya pun cukup mudah dan praktis karena dapat disinkronisasi secara langsung dengan akun Google.

Kabar yang beredar di kalangan netizen, Google Allo ini tidak aman, benarkah? Ya memang ada salah satu statement yang mengungkapkan seperti itu, tepatnya dari mantan pegawai NSA, Edward Snowden. Ia memang membenarkan bahwa Google telah membenamkan fitur enkripsi end-to-end dari Open Whisper Systems yang dapat mencegah percakapan yang disadap oleh siapa pun, termasuk agen pemerintah. Namun, enkripsi tersebut tidak diaktifkan secara default layaknya pada instant messenger lain seperti WhatsApp. Untuk menyalakannya, pengguna harus lebih dahulu masuk ke mode “Incognito”. Mode Incognito sendiri bisa diakses lewat menu pesan atau message yang ada di pojok kanan bawah. Hal ini menurut Snowden merupakan kelemahan besar dari Allo dalam hal privasi pengguna. Mengapa enkripsi tak dilakukan secara default? Snowden mengklaim hal tersebut bisa mengganggu kerja fitur andalan Allo.

Terlepas dari itu, toh Allo tetap meraup banyak peminat. Allo sendiri mempunyai mempunyai teknologi canggih yaitu artificial intelligent (AI) Google Assistant yang bisa membantu melakukan berbagai macam hal, antara lain memberi saran dari balasan pesan yang dikirim pengguna atau memesan tempat di restora, dan lainnya. AI Google Assistant bekerja dengan menganalisis isi pesan pengguna. Kalau enkripsi diaktifkan, maka kecerdasan buatan ini tidak bisa membaca pesan pengguna dan tak mampu berfungsi.

Allo merupakan sebuah aplikasi baru keluar untuk meramaikan aplikasi chatting di masyarakat. Jadi siap-siap saja untuk berhadapan dengan aplikasi chatting populer seperti WhatsApp, Line, WeChat, Facebook Messenger, hingga iMessage. Mampukah Allo untuk memikat hati para pengguna aplikasi chatting yang telah beredar pasaran sekarang?

Kacamata Perekam Video dari Snap Chat

by yuliantoedi 20.13.00 Artikel Pilihan

Siapa yang tidak tahu Snap Inc., ini adalah nama baru perusahaan pembuat Snapchat. Tahu Snapchat kan? Saya jelaskan secara singkat. Snapchat adalah aplikasi pesan foto yang dikembangkan oleh Evan Spiegel, Bobby Murphy, dan Reggie Brown saat masih kuliah di Universitas Stanford (sumber dari Wikipedia). Dengan aplikasi ini, pengguna dapat mengambil foto, merekam video, menambahkan teks dan lukisan, kemudian dapat mengirimkannya ke daftar penerima yang ditentukan oleh pengguna itu sendiri. Sekilas saja pembahasannya ya. Pada kali ini ada berita terbaru dari aplikasi ini.

Snap Inc. mengumumkan akan memproduksi sebuah kacamata yang dibekali dengan sebuah kamera. Cukup keren ya, mungkin agak sedikit berbeda dengan kacamatanya google, yaitu google glass yang memiliki teknologi augmented reality. Nantinya, kacamata ini mungkin dibalut dengan warna hitam. Spectacles (sebutan kacatama buatan Snap itu), merupakan kacamata hitam biasa yang dimodifikasi menjadi alat perekam video. CEO Snap, Evan Spiegel mengatakan bahwa kamera tersebut dirancang dan akan dibekali kamera yang bisa merekam momen berdurasi 10 detik. Cara menggunakannya pun cukup mudah, pengguna cukup menyentuh sebuah tombol yang ada di rangka kacatama tersebut. Kemudian fungsi lain dari kacamata yang sebagai perekam akan dimulai. Perekaman selesai setelah 10 detik dan kembali dimulai setiap kali pengguna menekan tombol itu.

Kabarnya kacamata Spectacles ini akan dibekali dengan koneksi WiFi dan Bluetooth sehingga dapat dikoneksikan dengan ponsel pengguna. Jadi, jika pengguna setelah merekam sesuatu hal yang cukup menarik langsung dapat mengunggah video hasil rekamannya ke akun Snapchat. Hmm, Lensa kamera dalam kacamata tersebut mempunyai sudut pandang 115 derajat, lebih luas ketimbang sudut pandang lensa kamera ponsel pada umumnya. Mungkin pada saat tersedia nanti di pasaran, kacamata Snapchat ini, rencananya akan dijual dengan harga 129,99 dollar AS atau sekitar Rp 1,6 juta. Kacamata ini juga belum diketahui akan didistribusikan ke negara mana saja. Jadi, apakah Anda tertarik untuk memiliki kacamata ini?

Awas! Survei Menunjukkan Satu dari Tiga Orang Bertengkar Karena Ponsel

by yuliantoedi 07.10.00 Artikel Pilihan

Hmm, ternyata eh ternyata satu dari tiga orang dewasa di Inggris mengaku bertengkar dengan pasangan mereka karena terlalu sering menggunakan telepon seluler alias ponsel, sebut sebuah survei yang dilakoni Deloitte. Dari hasil survei tersebut menunjukkan pertengkaran dengan pasangan mereka pada umumnya terjadi pada orang-orang berusia 25-34 tahun. Kalua dilihat dari segi usia, seharusnya sudah dewasa yaaa. Kok bisa ya? Mari lanjutkan membaca. Sebanyak satu dari tiga responden mengatakan memeriksa ponsel mereka saat tengah malam bahkan 1 dari 10 pengguna ponsel mengaku langsung meraih ponsel mereka begitu terbangun dari tidur.

Ada sepertiga dari responden yang menggapai ponsel setelah lima menit bangun tidur. Di ranah sosial, sebanyak 10% dari seluruh responden mengatakan “selalu” atau “sangat sering” menggunakan ponsel ini saat sedang makan di restoran dan di rumah. Kemudian, sepertiga dari seluruh responden mengaku secara rutin memakai ponsel saat sedang bersama teman atau ketika menonton televisi. Aplikasi yang paling sering digunakan adalah layanan pesan instan dan media sosial.

Paul Lee (kepala teknologi, media, dan telekomunikasi Deloitte) menungkapkan bahwa Ponsel pintar dapat meningkatkan kehidupan sosial, namun penggunaan yang terlalu sering dipandang sebagai anti-sosial dan menyebabkan pertengkaran. Jadi, dari statement tersebut, kita memang hendaknya sebagai makhluk social, jadi jangan sedikit-sedikit langsung pegang handphone, lima menit kemudian pegang handphone. Perlu adanya keseimbangan antara menggunakan ponsel dengan pola kehidupan di dunia nyata. Menurut Lee, penggunaan ponsel mempengaruhi orang-orang di sekitar penggunanya. “Seperti yang terjadi pada kebanyakan teknologi yang berkembang, konsumen perlu belajar menjalankan kehidupan mereka dengan ponsel, alih-alih kehidupan mereka ditindas perangkat ini,” tambah Lee.

Hasil survei ini mengemuka manakala data menyebutkan bahwa 4 dari 5 orang dewasa di Inggris memiliki ponsel, atau setara dengan 37 juta orang. Sedemikian luas pemakaian ponsel, penggunanya kini bahkan melampaui pengguna notebook.

Sumber: okezone